Borges adalah penulis keturunan Spanyol-Amerika. Secara umum, karyanya memiliki alur yang fantastik, metafisikal, dan inovatif. Pengaruh gaya tulisannya dapat dilihat dari beberapa penulis di Eropa, Amerika, dan Spanyol-Amerika.
Jorge Luis Borges atau yang sering dipanggil dengan nama Georgie merupakan kandidat Nobel Sastra yang telah belasan kali dicalonkan untuk hadiah bergengsi tersebut. Namun, meskipun telah dicalonkan belasan kali, Nobel Sastra tidak pernah diperolehnya hingga meninggal dunia.
Borges adalah pengarang kelahiran Buinos Aires Argentina pada tahun 1899. Dia belajar kesastaran dengan cara menghabiskan waktu yang panjang di perpustakaan milik ayahnya hingga remaja. Dia terkenal sebagai penulis cerita setengah esai yang berukuran mini dan ganjil, cerita yang rumit tapi jernih. Meskipun begitu, dia memiliki pengaruh yang cukup besar bagi aliran pemikiran sastra di paruh kedua abad ke-20. Bahkan, sastrawan ini disejajarkan dengan Franz Kalfa dan James Jocye.
Borges sendiri tinggal dan hidup di negara Argentina yang berbahasa Spanyol, tetapi dia justru memilih bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakannya dan diajarkan oleh neneknya yang berasal dari Inggris. Nenek dari ayahnya adalah keturunan Inggris. Hal ini memberi pengaruh pada bahasa dan tradisi Inggris, terutama kesastraannya.
Selama Perang Dunia I, dia tinggal di Jenewa, tempat dia belajar bahasa Prancis dan Jerman. Dia mampu membaca dalam dua bahasa tersebut, Borges sendiri sering dihubungkan dengan aliran puisi avant-garde yang dipengaruhi oleh ekspresionisme dan Dadaisme. Dia kembali ke Argentina pada tahun 1921 dan dipandang sebagai pelopoer ultarismo Argentina.
Awal karirnya dimulai ketika berusia 20 tahun. Dia menulis puisi dengan memfokuskan pada gambaran tanah kelahirannya, Buinos Aires, yang penuh dengan semangat dan metafora. Riwayat pendidikannya diperoleh di sekolah menegah di Jenewa Swiss dari tahun 1914-1918. Di sekolah tersebut, dia memperoleh tiga bahasa sekaligus, yakni bahasa Perancis, Latin, dan Jerman. Hal ini menjadi modal awal bagi dirinya untuk mengenal dunia pemikiran dan sastra dari berbagai penjuru dunia.
Di Jenewa, dia sudah mulai mempelajari atau membaca karya-karya tentang pemikiran Berkeley, David Hume, Schopenhauer, Nietzsche, De Quincey, Kipling, dan berbagai karya yang lain seperti karya simbolis hingga impresionis dari negeri Perancis. Tahun 1919-1921, dia tinggal di Spanyol dan bergabung dalam gerakan sastra yang disebut ultraismo. Gerakan ini tentu sangat kecil bila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Federico Garcia Lorca dengan gerakan modernismo. Gerakan ini menerima pengaruh dari surealisme, imajisme, futurisme, dan dadaisme. Bersama gerakan ini, Borges telah menerbitkan majalah yang berjudul Grecia dan Ultra.
Sesuai dengan kelompok gerakannya, Borges mengenalkan teknik dalam menulis karyanya. Pertama, karyanya harus mendasarkan pada prinsip reduksi puitik hingga pada tingkat yang dasar, yakni metafora. Kedua, karya puitik harus menghilangkan kata penghubung dan frasenya yang berlebihan. Ketiga, karya itu harus mencerminkan penghancuran unsur ornamental, pengakuan otobiografis, gaya berpidato atau mengurui, dan kekaburan yang disengaja. Keempat, karya yang baik harus melakukan pemadatan imaji sekaligus menjadi satu imaji dengan tujuan memperbesar kemampuan sugestinya.
Di awal tahun 1920-an, Borges kembali ke Buenos Aires. Dia mengenalkan gaya pemikiran ultraismenya dengan cara menempelkan berbagai selebaran di tembok-tembok ibu kota Argentina. Dia juga menggunakan majalah Prisma sebagai suara kelompoknya. Sambutan dari usahanya ini beragam, ada yang tidak paham dan menyobeknya dan ada yang tertarik untuk menulis gagasannya, contohnya adalah Alfredo Bianchi, pemilik majalah ternama, Nosotros. Atas bantuan dari Alfredo Bianchi, Borges mulai aktif sebagai penulis sastra di kota Buenos Aires. Seiring perkembangan berikutnya, dia menerbitkan majalah Proa, Martin Fierro, dan membantu jurnal Sur.
Biodata singkat:
Dwi Susanto
Pengajar Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret. Menulis sejumlah buku seperti Kamus Istilah Sastra dan Sejarah Sastra Periode 1950-1965, dan penggemar (pembudidaya) anggrek.
Tulisan ini adalah rangkaian dari Seri Mengenal Borges. Tulisan lainnya:
Seri Mengenal Borges, Jorge Luis Borges (2)
Seri Mengenal Borges, Jorge Luis Borges (3)
Discussion about this post